Selamat datang dan selamat bergabung. Terima kasih telah mengunjungi blog kami. Semoga bermanfaat ..:

Rabu, 28 Desember 2011

"Waktu kita (bukan kamu atau aku) terbatas"

_Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu_

Sahabat QC,,
Inspiring story minggu ini...^^

Betapa banyak orang yang mengeluh karena merasa tak pernah punya cukup waktu sedangkan beberapa orang lainnya selalu mencari jalan untuk membunuh waktu. Padahal kita tahu, Allah telah membagikan waktu yang sama kepada setiap orang dimana pun berada, yitu 24 jam sehari-semalam. Ada orang yang mampu memanfaatkannya untuk menangani urusan Negara namun ada juga yang tidak berhasil untuk mengurus mengurus diri sendiri.

Karakteristik waktu memang sangat unik karena ia adalah sebuah misteri bagi kehidupan. Hidup kita adalah waktu itu sendiri yang terus bergerak tiada henti. Tanpa ampun. Bagi orang tertentu, waktu terasa berjalan sangat cepat sehingga ia memerlukan waktu tambahan agar dapat menyelesaikan semua tugasnya. Namun ada juga yang merasakan seolah waktu terhenti saat ia dirundung duka yang tak kunjung sirna. 

Sebuah kisah tentang Khalifah Umar bin Abdul Azis dapat kita jadikan pelajaran berharga dalam menyikapi waktu. Dikisahkan pada suatu ketika Khalifah Umar bin Abdul Azis kembali ke rumahnya seusai mengurus jenazah pamannya, Sulaiman bin Abdul Malik. Ketika ia sedang beristirahat, anaknya Abdul Malik mendataginya.

“Wahai Amirul Mukminin, apakah yang mendorong Anda untuk membaringkan diri pada siang hari seperti sekarang ini?” Tanya sang anak kepada ayahnya.

“Aku merasa lelah dan aku butuh istirahat.” Jawab Umar.

“Pantaskah Anda beristirahat padahal masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan? Lihatlah sana, masih banyak rakyat tertindas yang membutuhkan pertolonganmu!”

“Semalam suntuk aku menjaga pamanmu dan itu yang mendorongku untuk beristirahat. Setelah shalat zuhur nanti aku akan mengembalikan hak orang-orang tertindas dan teraniya.,” jawab Umar membela diri.

“Wahai Amirul Mukminin, siapakah yang menjamin Anda hidup sampai zuhur? Bagaimana jika Allah menakdirkan Anda meninggal sekarang?”

Mendengar pertanyaan anaknya, Umar tersentak. Kemudian ia bangkit dari tempat istirahatnya dan pergi membawa sekarung gandum untuk dibagikan kepada orang-orng yang kelaparan.

Ingatlah bahwa waktu yang kita miliki sungguh sangat terbatas. Dengan keterbatasan waktu, kita dituntut untuk melakukan kebaikan dan mewujudkan cita-cita mulia

Oleh karena itu, yuk kita biasakan membuat deadline untuk semua aktivitas yang kita lakukan agar kehidupan kita menjadi lebih berarti.
Sobat QC, Ayo bangkit...!! Bangun dari dari tempat duduk dan pembaringan untuk berjalan dimuka bumi. Sesungguhnya kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia.


_semangat berbagi_

0 komentar:

Dí lo que piensas...

Silakan tinggalkan komentar Anda. Terima kasih atas kunjungannya.

Buku tamu

Al-Qudwah charity. Diberdayakan oleh Blogger.