Selamat datang dan selamat bergabung. Terima kasih telah mengunjungi blog kami. Semoga bermanfaat ..:

Kamis, 19 Januari 2012

Artikel Kamis: _The Power of Giving_ :)

_Bacalah  dengan menyebut nama Tuhanmu_

Assalamu'alaikum sahabat QC...

Semoga sehat selalu...
Artikel untuk hari ini admin akan mengupas tuntas tentang kekuatan berbagi atau The Power of Giving. Ternyata terdapat beribu-ribu manfaat dari kegiatan yang terkadang kita anggap sepele ini.

Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Membuat kita lebih open minded, semoga...^^



“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
( QS. Ali Imran 3:92 )
Alkisah ada seorang Sufi yang sudah merasa teramat dekat dengan Tuhan nya. Suatu hari ketika sedang berjalan, Sang Sufi berpapasan dengan seorang yang sangat miskin. Tubuhnya kurus kering, tinggal tulang berbalut kulit yang dibungkus dengan kain compang-camping seadanya. Badan nya tergeletak lemas di pinggir jalan, bibirnya mengering, menandakan sudah lama si miskin tidak mendapat makan. Melihat penderitaan si miskin, Sang Sufi pun berteriak protes pada Tuhan nya: “Ya Tuhan, mengapa Engkau tidak lakukan sesuatu untuk orang ini !!“. Sesaat kemudian, terdengar jawaban: “Ya! Makanya Aku ciptakan kamu!“.
The Power of Giving
Kekuatan memberi datang dari tindakan yg tidak mementingkan diri sendiri. Perbuatan ini tidak harus dikaitkan dengan acara keagamaan tertentu. Akan lebih baik bila kita memberi dari hati kita karena  kita ingin berbagi apa yang telah kita miliki. Jangan sampai kita memiliki motive lain, misal memberi karena mengharapkan pengembalian.

Ketika kita memberi, dari hati anda yang terdalam kita mengatakan pada alam semesta, bahwa akita hanya ingin berbagi dan tidak memperdulikan pengembalian atau keinginan setelah itu. Kita hanya melakukannya karena kita suka.

Saat kita melakukannya, respon yang didapat bisa benar-benar diluar dugaan. Seolah-olah muncul banyak sekali orang yang siap menolong kita meskipun kita tidak meminta pertolongan. Seolah-olah pemberian dari hati kita tersebut dibalas dengan kebaikan puluhan kali lebih banyak dari yang kita berikan.

Mohon diingat bahwa kita memberi dari hati kita. Kita memberi tanpa ada keinginan lain dibalik perbuatan kita. Kita memberi karena yakin dan percaya bahwa kita akan selalu dilimpahkan terhadap apa yang kita bagikan kepada orang lain.

Karena dengan memberi, baik secara sadar maupun tidak, kita memancarkan sinyal/energi yang menunjukan diri kita berlebih terhadap apa yang kita berikan. Energi inilah yang direspon oleh alam semesta dan dikembalikan berlipat-lipat pada diri kita. Namun lebih baik bila kita memberi karena ingin memberi, bukan karena ada dorongan lain.

Bukan hanya memberi yang bisa kita lakukan pada orang lain. Mendoakan dan memaafkan juga memiliki efek yang kurang lebih sama terhadap diri kita. Minimal kita akan merasakan kedamaian di hati karena dapat membahagiakan orang lain.

The Law Of Giving & Receiving
Kekuatan memberi (dan menerima) ini demikian dahsyat karena merupakan esensi dari alam semesta itu sendiri. Tidak berlebihan apabila Deepak Chopra dalam 7 Spiritual Law of Success mencantumkan “Law of Giving” sebagai hukum kedua untuk sukses. Alam semesta berjalan menurut sirkulasi memberi dan menerima. Coba kita perhatikan. Dalam seluruh fenomena alam, berjalan hukum memberi dan menerima. Manusia menghirup oksigen, dan menghembuskan karbon-dioksida, sementara tanaman, menggunakan karbon-dioksida dalam proses fotosintesa, dan membebaskan oksigen.

Proses memberi dan menerima, membuat segala sesuatu di alam semesta ini berjalan, mengalir. Orang-orang jaman dahulu rupanya sangat memahami hal ini. Misalnya uang, alat tukar, alam bahasa Inggris disebut currency, yang akar katanya adalah bahasa latin currere yang artinya mengalir.

Pertanyaan yang paling sering muncul adalah :
Apakah yang harus saya berikan? 
Jawabannya sama dengan pertanyaan: apa yang Anda ingin dapatkan? 
Jika Anda ingin mendapatkan kasih-sayang, berikan kasih sayang, 
jika Anda ingin pengetahuan, sebarkanlah pengetahuan, 
jika Anda ingin uang, maka berikanlah uang.

Ya, ini sesuai dengan prinsip memberi dan menerima di atas, apa yang mengalir keluar dari kita adalah apa yang akan mengalir kembali kepada kita. Alam semesta mengikuti hukum ini. Bahkan yang mengalir kembali kepada kita, selalu lebih besar dari yg mengalir keluar dari kita karena semesta jauh lebih besar dari  kita!! Jadi jika kita ingin banyak uang, berikan uang. Ada yg bertanya, lalu bagaimana jika uang kita belum banyak? Wah, kalau begitu kita perlu memberi lebih banyak lagi. 

Seandainya giving belum menjadi habit, sebetulnya ada beberapa tips yg bisa dierapkan. InsyaAllah jika dilaksanakan secara rutin, akan memperkuat syaraf giving :

1. Kemanapun kita pergi untuk bertemu dengan seseorang, usahakan membawakan suatu hadiah. Apapun bentuk hadiah tadi. Hal ini sebenarnya sudah diajarkan oleh orang tua kita jaman dahulu, namun sering kita lupakan. Perhatikan saja, orang tua kita dahulu setiap berkunjung ke rumah teman atau saudara selalu membawa oleh-oleh. Kita juga bisa memulai kebiasaan ini. Mungkin sekedar membawa sebungkus coklat, bunga atau doa. 

2. Syukuri setiap pemberian yang kita terima hari ini. Bagaimana jika hari ini saya tidak menerima pemberian apa-apa? Salah, kita pasti menerima sesuatu dari alam semesta. Mulai dari udara pagi yang cerah, sinar matahari yang hangat, sapaan tetangga yang ramah, bahkan teguran dari orang tidak dikenal, bertemu teman lama yang kita rindukan, dan masih banyak lagi.

3. Berkomitmenlah untuk selalu berbagi apa yang kita sebetulnya bisa berikan setiap saat:
  • Cinta. Mungkin Anda langsung tertawa. Ah, kalau cuma cinta saya sudah berikan setiap saat untuk keluarga saya. Mungkin benar. Yang harus kita ingat adalah, seperti kata Stephen Covey, Cinta adalah kata kerja, bukan kata benda. Artinya, harus di praktek-kan. Ya, kalau kita udah memiliki cinta untuk orang-orang terdekat kita, praktek-kan. Berapa kali  kita dalam sehari memeluk dan mengusap kepala anak atau orang tu? Dan mengucapkan bahwa kita sayang kepadanya?
  • Tawa. Ini bukan hal sepele. Tertawa adalah ekspresi kebahagiaan. Bantulah orang-orang di sekitar  kit amengekspresikan rasa bahagia melalui tertawa. Berapa kali dalam sehari kita tertawa? Tahukan kita bahwa seorang anak tertawa rata2 150 kali dalam sehari, dan orang dewasa hanya 15 kali dalam sehari.
  • Pengetahuan. Kita pasti tahu sesuatu lebih baik dari seseorang. Mungkin kita jago mengurus ikan Arwana, bagikan. Kita pintar dalam mengurus tanaman Aglonema? Bagikan. Kita pintar memasak, tulis resep dan bagikan. Bagikan pengetahuan kita, karena pengetahuan adalah gift dari Yang Maha Kuasa.
The Power Of Sedekah
Rasulullah bersabda :
“ Tatkala Allah menciptakan bumi maka ia pun bergetar.
Lalu Allah menciptakan gunung, dan kekuatan diberikan kepadanya, yang ternyata ia diam. Maka para malaikat pun heran terhadap penciptaan gunung itu .
Mereka bertanya, “ Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari gunung ?” 
Allah menjawab:’ Ada yaitu besi.
Mereka bertanya, Ya rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaanMu yang lebih kuat dari besi? 
Allah menjawab, ‘Ada yaitu api.
Mereka bertanya, “ Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari api ?” 
Allah menjawab:’ Ada yaitu air’.
Mereka bertanya, “ Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” 
Allah menjawab:’ Ada yaitu angin’.
Mereka bertanya, ‘Ya rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaanMu yang lebih kuat dari angin? 
Allah menjawab:’ Ada yaitu anak Adam yang mengeluarkan shadaqah dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya tidak mengetahui”.
(HR Diriwayatkan At Tirmidzy dan Ahmad)

Energi sedekah sangat berpengaruh luar biasa bagi pelaku dan penerimanya, jika kita mengulurkan tangan memberikan bantuan sedekah dengan ikhlas kepada orang lain, maka antara kita dengan yang menerima bantuan sedekah sama-sama tebentuk sebuah energi positif, yang secara umum bisa dikatakan bahwa sedekah dapat mempererat silaturahmi.

Makna sedekah adalah cinta kasih kepada sesama, barangkali yang demikian itulah sehingga agama dan aliran kepercayaan manapun mengenal dan melakukan sedekah. Begitu pula orang-orang atheis, penganut animisme maupun dinamisme juga melakukan perbuatan mulia yang dinamakan sedekah tersebut.

Terlepas dari syariat agama, secara fitrah kita mendambakan cinta kasih dari sesama manusia. Sebaliknya secara naluri kita akan sedih jika orang lain membenci atau memusuhi kita. Wujud dan cinta kasih dalam islam adalah sedekah, dimana sedekah menyimpan misteri dan membangkitkan energi yang luar biasa.

Anak adam yang memberikan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahui lebih kuat dari seluruh ciptaan Tuhan. Bersedekah dengan tangan kanan dan tangan kiri tidak tahu yang berarti bersedekah tanpa mengharapkan apapun, tanpa pamer, niatnya sangat bersih dan ikhlas hanya mengharap ridha Alloh SWT saja. Inilah energi sedekah yang luar biasa.

Masih banyak orang yang belum bisa melakukan hal tersebut, sedekah yang dilakukan masih mengandung unsur hawa nafsu, kecenderungan ingin dipuji, ingin pamer dan ingin mendapat balasan dari yang menerimanya. Sedekah yang demikian itulah yang kurang dapat memberikan kekuatan energi bagi pemberi maupun yang menerimanya.

“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesaalahmu, dan Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.al-Baqarah 271.)

Ulurkanlah sedekah dengan ikhlas, meskipun kita tidak mengharapkan balasan tetapi secara otomatis Alloh SWT akan membalas pahala kita dan secara otomatis pula orang yang kita beri akan membalasnya minimal dengan ucapan terima kasih dan senyum yang tulus. Dibalik ucapan terima kasih dan senyuman yang tulus itu sebetulnya tersimpan energi yang sangat besar yang sewaktu-waktu akan membias kepada kehidupan kita.
Allah Ta’ala berfirman,  
” Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah “. {Qs. Al Lail (92) : 5-8}

Allah Ta’ala berfirman, “Perumpamaan ( nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki . Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui” . {Qs. Al Baqarah (2) : 261}

Sahabat, sebenarnya Sedekah tidak harus ikhlas kok, bila diletakkan dalam konteks pembelajaran dan penumbuhan jiwa kasih sayang. Istilahnya Learning by doing. Kalau menunggu untuk ikhlas, bisa-bisa kita malah tidak bersedekah sama sekali. Justru karena belum bisa ikhlas, ya sering-seringlah sedekah. Belum ikhlas karena belum terbiasa dan masih perhitungan biasanya. Yang dipake tentu saja otak logika, padahal Tuhan kalau memberi nikmat ngga hitung-hitungan. Yang disedekahkan dikit aja baliknya bisa banyak, apalagi kalau sedekahnya banyak 

Kalau mau dianalogikan sama saja dengan shalat. Kita diperintahkan untuk khusyu dalam melaksanakan ibadah shalat. Lantas, kalau belum bisa khusyu apa terus tidak shalat? Tentu tidak toh. Malah kalau bisa rajin shalatnya sambil berusaha khusyu. Sama saja dengan sedekah atau ibadah-badah yang lainnya. Kalau menunggu ikhlas dulu, bisa-bisa keburu dijemput sama Izrail sementara belum banyak amal ibadah yang dilakukan. Dan yang jelas ikhlas atau tidak, sedekah kita itu sudah memberikan beribu manfaat bagi yang menerima sedekah. Yang lapar, sudah bisa beli makanan. Yang lagi kena musibah sudah mulai sedikit bisa tersenyum, dll. Intinya kita sudah memberikan kebahagiaan pada orang lain. Right..??

Ikhlas itu harus diminta dalam setiap doa. Ikhlas itu sulit, hanya mereka yang mendapatkah hidayah dan rahmat dari Allah yang bisa ikhlas dalam setiap ibadah. Maka dari itu mintalah kepada Allah agar bisa diberi keikhlasan dalam setiap ibadah. Karena ikhlas itu rahasia Allah swt.

Benarkah ikhlas itu rahasia? Benar, ikhlas itu rahasia antara pelakunya dan Allah SWT. Siapa pun tidak dapat mengetahui dengan pasti apakah seseorang itu ikhlas atau tidak. Orang lain baru akan tahu kalau seseorang itu ikhlas apabila ia mengaku bahwa dirinya ikhlas, atau Allah SWT berkenan memperlihatkan dampak atau akibat dari keikhlasan seseorang tersebut kepada manusia-manusia sekitarnya, sehingga orang-orang akan dengan mudah mengetahui keikhlasan dari seseorang.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits :
Seorang sahabat dengan mimik serius mengajukan sebuah pertanyaan,“Ya kekasih Allah, bantulah aku mengetahui perihal kebodohanku ini. Kiranya engkau dapat menjelaskan kepadaku, apa yang dimaksud ikhlas itu?“ Nabi SAW, kekasih Allah yang paling mulia bersabda,“Berkaitan dengan ikhlas, aku bertanya kepada Jibril a.s.apakah ikhlas itu?Lalu Jibril berkata,“Aku bertanya kepada Tuhan yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah ikhlas itu sebenarnya?“ Allah SWT yang Mahaluas Pengetahuannya menjawab, “Ikhlas adalah suatu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang Kucintai.“(H.R Al-Qazwini)

MESTAKUNG. Semesta mendukung.. Just Action. :)
Semangat berbagi... :)

Sumber:
http://energikultivasi.wordpress.com/2011/09/05/the-power-of-giving/

0 komentar:

Dí lo que piensas...

Silakan tinggalkan komentar Anda. Terima kasih atas kunjungannya.

Buku tamu

Al-Qudwah charity. Diberdayakan oleh Blogger.