Selamat datang dan selamat bergabung. Terima kasih telah mengunjungi blog kami. Semoga bermanfaat ..:

Kamis, 02 Agustus 2012

Inspiring Women 2


_Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan_

Namanya Rabiah. Profesinya tenaga medis. Dia dijuluki "Suster Apung" karena hampir setiap hari -- berjam-jam -- menerjang ombak dengan perahu tradisional, dari pulau ke pulau. Separuh dari usianya yang 48 tahun dia dedikasikan untuk mengabdi pada penduduk di pulau-pulau di Laut Flores, Sulawesi Selatan.
Pernah bersama beberapa orang pulau, ibu empat anak ini terdampar di pulau karang yang tak berpenghuni. Beberapa di antara mereka sudah mulai putus asa dan berniat meninggalkan pulau dengan rakit buatan. Di tengah rasa putus asa, mereka menulis pesan di atas beberapa tempurung kura-kura lalu dihanyutkan ke laut. Tuhan maha besar. Salah satu tempurung itu ditemukan warga pulau. Maka selamatlah mereka.
"Sebagai perawat, saya sebenarnya bisa kena malpraktek," ungkapnya jujur. Pasalnya, suatu hari, akibat keterbatasan obat-obatan Rabiah terpaksa memberikan cairan infus yang sudah kadaluarsa kepada seorang penduduk yang sedang sekarat. "Alhamdulilah orang itu masih hidup sampai sekarang," ujarnya.
Dalam menjalankan pekerjaan, ia bersama posyandu lokal menolong pasien-pasien yang tersebar di daerah kepulauan yang mana memerlukan jasanya. Namun dengan minimnya fasilitas-fasilitas dimana salah satunya adalah transportasi, maka untuk menyembuhkan seorang pasien dibutuhkan waktu sehari atau semalam untuk menyeberangi lautan, padahal pada saat itu pasien telah berada didalam kondisi yang kritis.
Sering kali para pasien menunggu berjam-jam untuk mendapatkan tindakan medis darinya. Untuk komunikasi tidaklah mudah untuk dilakukan, satu-satunya komunikasi yang ada adalah alat handy-talkie namun hal tersebut tidak dapat membantu. Hal ini dikarenakan handy-talkie lebih berguna di daratan, sementara ia hanya mendapatkan satu buah dan tanpa antena, dalam hal ini tidaklah efektif dilakukan karena tidak terdapat pasangan bicaranya.
Maka dari itu, satu-satunya cara yang paling efisien adalah pengiriman anak buah oleh kepala desa dari suatu pulau ke tempatnya. Ini juga tidak mempermudahkan keadaan, karena untuk mengarungi suatu pulau membutuhkan waktu yang lama dan tidak selamanya keadaan lautan tenang.
Dalam melakukan kegiatannya  ia tidak pernah mengeluh sekalipun, bahkan pada tahun pertamanya ia bekerja sebagai perawat, ia selalu menagih janji kepada kepala desa yang pernah menjanjikannya untuk melaut. Sebagai perawat, ia memiliki prinsip yaitu bekerja sebagai pelayanan dan tanggung jawab kepada masyarakat. Ia memandang bahwa mereka juga saudara kita dan rakyat Indonesia berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Seperti yang ia katakan suatu waktu “Tidak ada yang boleh meninggal karena melahirkan dan tidak ada pula yang boleh meninggal karena diare”. Sebuah sikap yang terus diperjuangkan sekuat tenaga meskipun selalu mengarungi lautan yang sering kali tidak ramah. Walaupun hasil gaji yang diterima tidaklah besar dan tidak ada jaminan asuransi, namun Ia tetap mengabdikan dirinya untuk membantu pasien yang membutuhkan jasanya.

Semangat berbagi :)

Al-Qudwah charity

0 komentar:

Dí lo que piensas...

Silakan tinggalkan komentar Anda. Terima kasih atas kunjungannya.

Buku tamu

Al-Qudwah charity. Diberdayakan oleh Blogger.